Senin, 31 Maret 2014

Rapat Anggota Tahunan Gapoktan Usaha Berkat Sukses

Rapat Anggota Tahunan (RAT) Gapoktan Usaha Berkat Desa Pulau Pauh berjalan sangat meriah, sukses dan memberi pencerahan baru bagi masyarakat Desa Pulau Pauh Kecamatan Renah Mendaluh.
RAT yang pertama ini sangat meriah karena peserta sangat ramai serta pembagian hadiah undian bagi petani yang beruntung. Total 25 hadiah bagi 25 petani beruntung yang hadir pada acara tersebut.


Sukses buat semua, kata yang patut di berikan kepada seluruh pihak dalam kegiatan ini, PT.IIS dan Yayasan Setara Jambi sebagai pendukung utama dalam kegiatan kali ini sangat bangga atas suksesnya acara kali ini. 

Sebelum pembukaan acara dilakukan pemutaran film singkat tentang Gapoktan Usaha Berkat agar seluruh peserta dan undangan yang hadir bisa mengetahui perjalanan Gapoktan. Undangan yang hadir seperti Camat Renah Mendaluh, Manajer Inti PT.IIS, Yayasan Setara Jambi, serta pembina Dana Puap mengungkapkan kebanggaan mereka atas usaha Gapoktan dalam memajukan ekonomi masyarakat, serta dengan keberanian mengadakan RAT merupakan bentuk Transparansi yang ada di tubuh Gapoktan.


"Saya sangat bangga, ini adalah desa lokal pertama yang Gapoktannya mampu mengadakan RAT dari sekian banyak desa di bawah naungan saya, mudah-mudahan ini bisa menjadi contoh untuk desa-desa lain" kata Camat Renah Mendaluh pak Nirwanto.

Jajaran PT.IIS yang di wakili oleh Manajer Inti menyoroti kinerja Gapoktan yang terus membaik, dan beliau berharap semoga juga berimbas kepada perbaikan produksi dan perbaikan kualitas TBS yang masuk ke pabrik, serta petani harus bisa memahami betul prinsip perawatan kebun yang baik.

Ibu Titir selaku pembina Gapoktan khususnya penerima dana PUAP mengungkapkan rasa terima kasihnya secara khusus kepada Yayasan Setara Jambi yang telah banyak membantu dalam bangkitnya Gapoktan di wilayah kerjanya, dan secara khusus beliau meminta untuk 4 desa lainnya dibawah binaan Setara Jambi juga bisa memperlihatkan progres yang baik dalam mengelola Dana Bantuan Pemerintah ini.


H. Lukman selaku Ketua Gapoktan mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah membantu terlaksananya RAT kali pertama ini, tak terlupa kepada seluruh panitia yang telah berjibaku dalam mempersiapkan acara ini. Tidak lupa juga beliau mengapresiasi kehadiran anggota yang selain meramaikan juga sangat antusias dalam tanya jawab terkait Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus. 



"Ini akan memjadi amanah bagi kami kedepan membenahi hal-hal yang belum bagus, serta kami akan belajar lebih banyak lagi demi kemajuan Gapoktan" Ungkap H. Lukman setelah selesai membahas Program Kerja Gapoktan Tahun 2014.

Hal yang sangat positif dalam Program Kerja Gapoktan adalah dengan adanya dana sosial untuk Siswa berprestasi SD dan MTS yang ada di Desa Pulau Pauh, Serta sumbangan setiap bulan untuk musholla dan Mesjid yang ada di Desa Pulau Pauh.

Penulis : Jon Tanjung

Minggu, 16 Maret 2014

BAHAYA PESTISIDA BAGI KESEHATAN

Bahaya Pestisida Bagi Kesehatan - Selain berdampak pada kerusakan lingkungan, residu pestisida juga berbahaya bagi kesehatan, baik dalam jangka panjang atau pun pendek. Salah satunya adalah menghambat perkembangan kognitif. Pada kehamilan bisa beresiko terjadinya kelainan bawaan. Residu pestisida ini bisa terdapat dalam jenis buah dan sayuran segar, sehingga kita memerlukan kehati-hatian dalam mengkonsumsinya. Penggunaan pestisida bisa terjadi pada saat proses produksi di lahan atau selama pasca panen.
Dibawah ini beberapa bahaya pestisida yaitu :


Pestisida Menyebabkan Kemandulan

Salah satu pestisida adalah atrazine, pembunuh gulma yang banyak digunakan di pertanian tebu dan terdeteksi dalam air keran. Para ilmuwan dan dokter mengemukakan bahwa pestisida ini meningkatkan risiko keguguran dan kemandulan (kualitas dan mobilitas sperma menurun).


Bahaya Pestisida Pada Kehamilan, Bayi, dan Anak

Pestisida yang tidak sengaja termakan oleh ibu hamil dapat menyebabkan bayi cacat lahir. Cacat lahir seperti spina bifida, bibir sumbing, kaki pengkor, dan sindrom down bisa diakibatkan paparan pestisida. Untuk memperkecil resiko, ibu hamil harus selektif dalam mengkonsumsi makanan dan minuman.

Paparan pestisida selama 3 bulan sebelum konsepsi dan selama kehamilan akan meningkatkan resiko keguguran spontan pada ibu hamil. Selain itu, bayi yang dilahirkan juga beresiko terkena leukimia dan kecerdasannya bisa terganggu.

Bila terpapar pestisida sejak kehamilan akan berpengaruh pada pembentukan janin dalam kandungan. Residu pestisida bisa meningkatkan risiko kelainan bawaan tertentu selama perkembangan janin. Apalagi selama perkembangannya janin belum mampu mendetoksifikasi racun yang ada. Sementara otak dan sistem saraf sendiri masih terus berkembang hingga anak berusia 12 tahun.

Pada anak, paparan pestisida dapat menurunkan stamina tubuh serta perhatian dan konsentrasinya. Begitu pun memori dan koordinasi tangan mata yang terganggu, serta semakin besar kesulitan anak dalam membuat gambar garis sederhana.

Anak yang terpapar residu pestisida sejak balita, ketika usia SD kecerdasannya akan menurun. Sebuah penelitian yang dilakukan di Meksiko terhadap anak yang mengkonsumsi anggur disemprot pestisida dan yang tidak disemprot pestisida, menunjukkan perbedaan kognitif yang signifikan.


Pengaruh Pestisida Terhadap Perubahan Hormon

Jangka panjang dari paparan pestisida secara terus menerus dalam waktu sekitar 20-30 tahun akan terjadi perubahan hormonal dan sistem reproduksi. Pada anak laki-laki diistilahkan dengan demasculinisation, yaitu hilangnya sifat-sifat maskulin. Sementara pada anak perempuan disitilahkan dengan defeminisasion. Jadi anak mengalami perubahan orientasi seksualnya.


Pestisida Menyebabkan Diabetes

Bertahun-tahun ilmuwan percaya ada hubungan antara diabetes dengan pestisida. Menurut jurnal yang diterbitkan di Diabetes Care, orang yang mengalami kelebihan berat badan dan dalam tubuhnya terdapat pestisida golongan organoklorin berisiko tinggi terkena diabetes. Untuk menghindarinya, konsumsi makanan organic dan hindari penyegar udara kimia dan produk-produk artifisial yang beraroma.


Pestisida Menyebabkan Kanker

Pestisida cukup erat hubungannya dengan kanker. Lebih dari 260 pestisida berkaitan dengan beragam jenis kanker seperti limfoma, leukemia, sarcoma, jaringan lunak, otak, kanker hati, dan kanker paru-paru.


Pestisida Menyebabkan Autisme

Perpaduan antara gen dan polutan yang masuk ketika ibu hamil dipercaya para peneliti sebagai penyebab autisme. Kebanyakan insektisida membunuh hama dengan mengganggu fungsi saraf. Mekanisme yang sama terjadi pada janin yang terpapar insektisida. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Universitas Harvard menunjukkan urin yang mengandung pestisida berbahan aktif organofosfat pada anak-anak lebih mungkin mengalami ADHD dan hiperaktif dibanding urin pada anak-anak yang tidak tercemar pestisida.


Pestisida menyebabkan Obesitas

Kadang pestisida bertindak sebagai hormon palsu dalam tubuh. Hormon ini mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur pengeluaran hormon yang sehat. Menurut penelitian yang dimuat jurnal Environmental Health Perspectives, lebih dari 50 jenis pestisida diklasifikasikan sebagai pengganggu hormon, di antaranya dapat memicu sindrom metabolik dan obesitas.


Pestisida Menyebabkan Parkinson

Penyakit gangguan degeneratif sistem saraf pusat atau yang sering mengganggu penderita keterampilan motorik, pidato, dan fungsi-fungsi lainnya atau Parkinson sangat berhubungan dengan paparan pestisida. Penelitian yang dilakukan menunjukkan penyakit ini berkaitan erat dengan paparan insektisida dan herbisida dalam jangka waktu yang panjang.

Dengan bertambah pengetahuan kita mengenal berbagai macam bahaya dari pestisida ini maka sudah sewajarnya kalau kita memang harus berhati-hati terhadap pengaruh negatif dari pestisida apalagi bila penggunaannya berlebihan.

Peneliti Kesehatan Masyarakat dari Universitas Gajah Mada, Nurul Kodriati, M.Med Sc., mengatakan bahwa saat ini banyak petani menggunakan berbagai bahan kimia untuk menjaga tanaman dari serangan hama. Tak cukup satu macam, kata Nurul, satu jenis buah atau sayuran bisa menggunakan 17 - 55 macam bahan kimia yang berbeda.

Menurut Nurul, buah yang paling banyak terpapar pestisida sehingga banyak residu yang menempel di kulitnya adalah apel, pir, serta anggur. Pada sayuran, jenis yang paling banyak terpapar pestisida adalah seledri, bayam, paprika, dan wortel.

Ambil contoh buah apel. Meski terlihat segar dan menggoda, kata Nurul,setidaknya ada tiga kandungan pestisida yang paling sering ditemui pada apel, yakni thiabendazole, diphenylamine, dan acetamiprid. Dampak bahan kimia tersebut bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis bahan kimianya dan seberapa banyak kita terpapar.  Apa saja efeknya? Sedikitnya ada empat efek, yakni efek karsinogen (bisa menimbulkan kanker), hormone disruptor (mengganggu sistem hormonal), neurotoxin (mempengaruhi sistem saraf), dan mengganggu pertumbuhan serta fungsi reproduksi.

Berikut ini contoh bahaya bahan aktif pestisida terhadap kesehatan

  1. Asefat beresiko menyebabkan kanker, mutasi gen, kelainan alat reproduksi.
  2. Aldikard sangat beracun pada dosis rendah.
  3. BHC beresiko menyebabkan kanker, beracun pada alat reproduksi.
  4. Kaptan beresiko menyebabkan kanker, mutasi gen.
  5. Karbiral beresiko menyebabkan mutasi gen, kerusakan ginjal.
  6. Klorobensilat beresiko menyebabkan kanker, mutasi gen, keracunan alat reproduksi.
  7. Klorotalonil beresiko menyebabkan kanker, keracunan alat reproduksi.
  8. Klorprofam beresiko menyebabkan kanker, mutasi gen, pengaruh kronis.
  9. Siheksatin beresiko menyebabkan Karsinogen.
  10. DDT beresiko menyebabkan Cacat lahir, pengaruh kronis
Di sadur dari : http://www.tanijogonegoro.com/2013/02/bahaya-pestisida-bahaya-pestisida-bagi.html

Sabtu, 15 Maret 2014

Kunjungan Solidaridad ke Gapoktan Pulau Pauh dan KT Aur Duri 2 Merlung

Kamis 13 Maret 2014 kantor Gapoktan Usaha Berkat Desa Pulau Pauh kedatangan tamu dari Jakarta yaitu bu Joanita dan Pak Hendri sebagai perwakilan Solidaridad kantor Indonesia yang di temani direktur Setara Jambi bu Rukayah Rofiq.

Solidaridad adalah lembaga non Profit yang mendukung Yayasan Setara Jambi dalam mendampingi petani sawit swadaya yang berada di beberapa desa di kecamatan Merlung dan Renah Mendaluh.

Kedatangan mereka adalah untuk bersilaturrahmi dengan petani langsung serta pengurus gapoktan dalam melihat kegiatan pendampingan yayasan Setara Jambi.


 Diskusi dilakukan di kantor Gapoktan Usaha Berkat dengan di awali saling memperkenalkan diri satu sama lain. Selain Pengurus dan Petani, disana juga hadir pak Sigit selaku asisten Swadaya dari PT.IIS
 Setelah istirahat makan siang, mereka pun bersama-sama berjalan ke lahan salah satu petani untuk melihat penerapan GAP di kebun-kebun petani.
Malam harinya mereka menginap di Merlung tepatnya dirumah pak bambang selaku sekretaris kelompok tani Aur Duri 2 yang juga merupakan guru di SMA merlung.

Diskusi ringan terjadi, mulai dari pertanyaan-pertanyaan tentang visi dan misi solidaridad yang tentunya belum banyak diketahui oleh petani, serta petani mengharapkan dukungan terus solidaridad terhadap kemajuan petani di Desa mereka. Petani sangat senang mendapatkan penjelasan yang tentunya menambah kekuatan mereka untuk terus berjuang membangun kelompok tani.

Setelah pertemuan petani mendapatkan suntikan moril dalam memajukan kelompok tani, karena mereka tidak merasa berjalan sendiri dalam berjuang, banyak pihak yang siap membantu, apalagi kalau sudah berjalan dengan solid akan lebih banyak dukungan seperti pemerintah dan perusahaan di sekitar mereka. Mudah-mudahan ini juga bisa memacu semangat serta keinginan petani untuk lebih giat dalam mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan mereka.

Penulis : Jon Tanjung

Menembak Ikan Di Sungai Pengabuhan

Dengan menggunakan kacamata renang yang di buat sendiri serta satu alat tembak sederhana yang juga di rakit sendiri, beberapa pemuda terlihat hendak pergi kesungai untuk mencari ikan. Dengan bantuan senter yang di modifikasi untuk penggunaan di dalam air mereka menyelam kedasar sungai dan sela-sela batu atau akar pohon.

Pemandangan ini akan sangat banyak kita jumpai di desa-desa yang di lalui oleh aliran Sungai Pengabuhan, di antaranya adalah Sungai Rotan dan Pulau Pauh di Kecamatan Renah Mendaluh.

 Tampak Anak-anak dengan sangat riang bermain di sungai sambil menggunakan alat tembaknya untuk mencari ikan.
Pemuda Desa Sungai Rotan yang akan pergi ke sungai untuk mencari ikan. 

Ikan Semah adalah salah satu ikan favorit di sungai pengabuhan, kenapa favorit disebabkan karena sisiknya pun bisa dimakan karena lunak setelah di masak, namun keberadaanya juga sudah semakin sulit ditemukan.

Ikan yang paling banyak di temui adalah baung dan beberapa jenis ikan lain khas sungai pengabuhan. 

Kegiatan menembak ikan ini mengindikasikan kondisi sungai sangat bagus, baik kondisi airnya maupun kebiasaan mereka menjaga kondisi sungai itu, artinya mereka masih menggunakan cara yang tradisional dan tidak meracun sungai sehingga ikan tetap ada di sungai mereka. Selain itu tingkat pencemaran air juga belum merusak terhadap sumber air mereka.

Semoga saja kondisi ini bisa terus terjaga dengan baik. 

Penulis : Jon Tanjung

Kades Sungai Rotan Beli Kecambah Sawit langsung ke PPKS Medan

Pak Zaudi adalah salah satu Kades yang sangat peduli terhadap perkembangan kebun Sawit di desanya. Berkat Pengalaman serta bertambahnya wawasan sehingga dia tergerak untuk membeli langsung kecambah kelapa sawit ke PPKS Medan bulan Januari lalu. Berkat bantuan rekannya di medan yang mengantarkannya langsung ke kantor PPKS di Jl. Bridgen Katamso medan.

"Saya dak mau setengah-setengah dalam berkebun karena banyak kerugiannya, waktu kita terbuang, biaya juga sudah banyak dikeluarkan kan rugi kalau hasilnya dak maksimal" jawab pak Zaudi ketika kami tanya alasannya membeli Kecambah unggul tersebut.


"Saya merasa puas bisa membeli langsung kesana, tujuan saya adalah memberi contoh kepada masyarakat saya mana sebenarnya bibit yang bagus tu, supaya mereka jangan tertipu dengan orang yang keliling menjajakan kecambah yang katanya dari malaysia lah" lanjut pak Kades Sungai Rotan.


Sambil mempersiapkan Polybag besar serta saluran untuk pengairannya untuk kecambah yang sudah di bibitkannya dalam baby polybag sebanyak 3000 kecambah pak Kades terus bercerita tentang rencana arah pembangunan di desanya. 

"Saya selalu mengarahkan masyarakat untuk menggunakan bibit yang bagus, bahkan rencana saya nanti kalau ke PPKS Medan lagi akan saya ajak masyarakat kesana supaya dia yakin" ceritanya lagi sambil bekerja dan sesekali mengusap keringat yang mengucur di wajahnya.

"Mudah-mudahan juga dengan kehadiran adek-adek disini membantu kelompok tani dan Gapoktan serta memberikan pelatihan-pelatihan akan membuat masyarakat disini semakin maju pola pikirnya" 

Penulis : Jon Tanjung

Dilema Awal Berkembangnya Kebun Sawit Rakyat

Sekitar 10 tahun terakhir perkembangan Kebun Kelapa Sawit rakyat semakin pesat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Pilihan masyarakat mengembangkan komoditi ini sangat logis dan tidak bisa dibohongi karena beberapa faktor pendukung diantaranya adalah karena maraknya berdiri Kebun-Kebun skala besar beserta Pabrik yang sangat memacu perkembangan kebun sawit di tengah masyarakat. Berikutnya adalah Akses yang sangat dibantu seperti sertifikat tanah untuk kebun-kebun plasma yang mana sertifikat Kebun Kelapa Sawit masyarakat juga menjadi prioritas pinjaman modal oleh bank-bank di Negeri ini.

Seperti Air yang merembes perkembangan ini tidak bisa di bendung, baik dengan mengganti komoditi atau memberdayakan lahan yang belum di manfaatkan untuk di jadikan kebun kelapa sawit. Namun pesatnya perkembangan sawit rakyat ini sepertinya hanya di abaikan saja, nampak dari tidak adanya dukungan dari baik perusahaan sekitar masyarakat atau pemerintah sendiri. Ilmu masyarakat berkebun hanya di dapat secara otodidak baik dari pengalaman bekerja di perusahaan atau hanya sekedar ikut-ikutan saja. 


Mungkin Pihak perusahaan tidak ingin di katakan sebagai pendorong ekspansi Kelapa Sawit rakyat yang sangat masiv, begitu juga pemerintah tentunya. Yang terjadi adalah dilarang sekalipun masyarakat tetap menanam kelapa sawit karena ada undang-undang yang menyebutkan kebebasan petani menentukan komoditi.


Dengan kenyataan ini petani tidak punya pilihan terhadap akses bibit unggul, karena di samping perusahaan tidak menyediakan bibit untuk petani, begitu juga pemerintah, sehingga seadanya bibit mereka tanam, baik mengambil anakan di kebun-kebun yang ada atau membeli kecambah yang di jajakan secara ilegal dan tidak jelas asal-usulnya. di tambah lagi tidak ada penyuluhan dan pelatihan kepada petani bagaimana berkebun kelapa sawit.


Apa Yang Terjadi?
Tentu saja produksi sangat rendah, Harga ke pabrik rendah karena rendemannya juga rendah. 

Imbasnya apa?
Petani rugi, PKS juga Rugi, Negara pun ikut Rugi

Solusinya Apa?
Gunakan Bibit Unggul, Berikan Pelatihan Bagaimana Berkebun Kelapa Sawit dengan Baik, Berikan Akses Mendapatkan Bibit Unggul.

Penulis : Jon Tanjung

Sabtu, 08 Maret 2014

Pelatihan Budidaya Kelapa Sawit di Merlung

Ada ungkapan sederhana yang sering kita dengar, "Sebuah Perubahan Harus Dimulai dan Perjuangan untuk Memulai adalah Perjuangan yang Paling Berat, Karna Antara Keraguan dan Keyakinan Berdesak-desakan Menjadi Satu".  Mungkin itu pula yang melukiskan keinginan dan niat dari petani kelapa sawit mandiri di Desa Merlung untuk memulai sesuatu yang baru, merombak kebiasaan lama, dan membangun kebersamaan ditengah situasi keragu-raguan dan sinisme dari banyak pihak, bahkan dari kalangan sesama petani.  Dan penanda awalan yang baru sudah dimulai sejak terbentuknya Kelompok Tani Aur Duri II dan Napal Tedeng di akhir Januari 2014 yang lalu. Bersepakat untuk menjadikan Kelompok sebagai media belajar bersama untuk melakukan perubahan.


Selalu bergerak maju, kalimat yang menjadi "mantra" bagi petani yang tergabung di dalam Kelompok Tani untuk selalu belajar menjadi lebih baik lagi, dan di tanggal 8 Maret 2014 gerak itu diwujudkan dengan aktivitas belajar bersama tentang budi daya kelapa sawit yang baik sekaligus mensistematiskan pengalaman praktek berkebun yang selama ini dijalankan.  Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah; menjadikan ilmu pengetahuan sebagai salah satu basis perubahan dan langkah awal menuju kesejahteraan.  

 Bekerja sama dengan Yayasan Setara Jambi yang bertindak sebagai fasilitator, uraian demi uraian yang berkaitan dengan teknis budidaya kelapa sawit mulai dari pembibitan, perawatan hingga pemanenan disimak dan dikritisi dengan baik oleh petani yang hadir.  Perbedaan pengalaman diantara petani menjadi bingkai diskusi yang menarik sepanjang acara berlangsung.  


"Pak bagaimana melihat sawit jantan dari kecil" tanya salah satu peserta dari petani. "Kita harus meluruskan dulu, sebenarnya sawit dikatakan sawit jantan karena sepanjang tahun mengeluarkan bunga jantan, sementara setiap pelepah mempunyai potensi mengeluarkan bunga betina dan jantan, lalu kenapa yang keluar hanya bunga jantan tentu ada faktor yang mempengaruhinya" jelas Jon yang pada waktu itu memaparkan penjelasan tentang sawit. "Faktor tersebut bisa dari genetis artinya bibit, jika kita menggunakan bibit yang tidak jelas asal usulnya tentu peluang Sawit itu kurang baik produksinya sangat tinggi, maka yang menjadi utama adalah menggunakan bibit Sawit yang unggul. Jadi kalau saya jawab, saya tidak bisa melihat sawit ini jantan atau betina dari dia kecil, bukan seperti makhluk hewan yang memang nampak jenis kelaminnya dari kecil." lanjut jon menjelaskan tentang biologi Sawit.

"Pak Kenapa pola tanam sawit harus segitiga sama sisi, tidak berbaris sejajar saja?" tanya petani lain. "Tujuannya adalah untuk mendapatkan jumlah pokok per Ha lebih banyak, coba kita lihat simulasi sederhana dengan gelas air minum mineral ini" terang jon sambil mengambil gelas-gelas air mineral untuk mebuat simulasi menyusun tanaman sawit.

Diskusi berlanjut dan bahkan tidak hanya berlansung satu arah antara peserta dengan fasilitator, tapi  berkembang menjadi diskusi  antar peserta tentang pengalaman dalam menerapkan praktek budi daya kelapa sawit di kebunnya masing-masing dan peran fasilitator yang kemudian mensistematiskan setiap topik yang menjadi bahan diskusi di tingkat peserta sehingga menjadi satu pengetahuan bersama. 

Acara pelatihan yang dimulai sejak pukul 20.00 WIB yang dilaksanakan di gedung SMPN 1 Merlung berakhir hingga pukul 24.00 WIB.  Meskipun singkat, acara pelatihan ini telah memberikan pengetahuan baru bagi petani tentang praktek budi daya kelapa sawit yang baik dan sebuah tantangan bersama bagi peserta untuk menerapkan pengetahuan tersebut di kebun masing-masing, karna pengetahuan akan terus berkembang ketika di praktekkan secara terus menerus atau pengetahuan akan semakin hilang jika hanya diendapkan di dalam pikiran. 

Penulis : Rian Hidayat

Selasa, 04 Maret 2014

Bahaya Pestisida : Salah Satunya Pria Bisa Berubah Kelamin

Maraknya jenis makanan yang saat ini sudah semakin banyak, menjadi salah satu penentu mengapa pola hidup seseorang berubah. Dengan jaman yang serba instan, makanan pun dibuat dengan cara yang instan yang terkadang tidak mengindahkan ketentuan atau persyaratan makanan tersebut layak dikonsumsi atau tidak.


Selain itu, dasar pembuatan makanan juga sudah banyak yang tidak murni lagi. Misalnya, sayuran atau buah-buahan yang kini banyak mengandung pestisida yang nyata-nyata dapat merusak organ tubuh manusia. Pestisida itu sendiri sebenarnya zat yang digunakan untuk melindungi tanaman dari serangan hama. Namun, kini pemakaiaan pestisida sudah semakin tidak terkontrol sehingga tumbuhan banyak yang mengendapkan zat tersebut walaupun tanaman tersebut sudah dimasak.


Kini ada satu hal yang cukup membuat kita prihatian, kalau ternyata jika kita banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung pestisida, untuk kaum pria itu bisa merubah jenis kelaminnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi dan apa penyebabnya?  Hal ini tak lain karena makanan yang kita konsumsi tiap hari mengandung pestisida yang sifatnya sistemik karena telah menyebar keseluruh bagian sayuran dan buah-buahan. Dan, pengaruh pestisida pada tubuh kita ini terkuat setelah Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, Ph.D, memaparkannya pada sebuah seminar kesehatan di Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Dan informasi ini juga diberitakan oleh Harian Republika (17/10), yang kami kutip darihttp://id.berita.yahoo.com. Dalam seminar tersebut di jelaskan oleh Prof. Ahmad Sulaeman, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Asosiasi Masyarakat Peduli Keamanan Pangan, menurutnya Sumber-sumber makanan yang terpapar pestisida itu sangat berbahaya, karena makanan berpestisida bisa membuat orang yang mengkonsumsinya itu menjadi transeksual.
“Ketika mengkonsumsi makan berpestisida, alat kelamin pria akan menjadi kecil. Selain itu, pestisida juga mengubah kelenjar dan hormon tubuh lelaki tersebut. Zat yang ada di pestisida itu akan mengubah endokrin dan hormon dalam tubuh yang mengkonsumsinya.  Hal ini terjadi, karena beberapa pestisida berfungsi untuk memandulkan serangga. Pestisida golongan androgenik itu menimbulkan efek mandul” ujarnya

Namun, gejala perubahan seksual tersebut tidak akan berlangsung cepat. Waktunya paling tidak sekitar 20 atau 30 tahun baru terlihat efek dari mengkonsumsi makanan yang mengandung pestisida ini. “Karena bersifat kronik, maka pestisida itu pelan-pelan menumpuk dan bereaksi tanpa disadari,” jelas pemerhati gizi dan pakar ekologi manusia ini.
Buktinya sudah terjadi di Thailand. Banyak orang beralih dari pria menjadi wanita karena paparan pestisida di makanan-makanan di negeri Gajah Putih tersebut sudah terlampau tinggi. “Karena tingkat persaingan, perusahaan besar mengambil cara dengan memberikan pestisida agar produksinya lebih unggul,” tuturnya.

Sementara itu, masih menurut Prof. Ahmad Sulaeman, yang di kutip oleh kosmo.vivanews.com, yang juga diberitakan oleh http://boenesaja.blogspot.com, dijelaskan bahwa dua jenis pestisida yang biasa mencemari produk pangan segar. Pertama, yang sifatnya sistemik atau telah menyebar ke seluruh bagian sayur dan buah. Kedua, yang hanya mencemari permukaan bahan pangan sehingga masih bisa diatasi dengan cara mencuci atau menghilangkan kulitnya. Dan, untuk yang sistemik sulit dihilangkan

Adapun bahan makanan segar yang paling beresiko tinggi mengandung residu pestisida adalah apel, pir, peach, anggur, buncis, tomat, stroberi, bayam, cabe, melon, selada dan berbagai jus. Buah dan sayuran segar berkulit lembut cenderung mengandung residu lebih banyak daripada buah dan sayuran berkulit tebal atau bercangkang.
"Tapi waspada juga buah berkulit seperti kelengkeng, jangan biasakan menggigit kulitnya untuk membuka, karena kecenderungan kelengkeng tak dicuci padahal kulit potensial menyimpan residu pestisida," katanya.

Paparan pestisida dalam tubuh manusia bisa memicu beragam masalah kesehatan jangka panjang seperti gangguan memori, leukimia, gangguan motorik, dan keguguran. Pestisida golongan antiandrogenik bahkan dapat memicu demaskulinisasi yang mengacaukan hormon pria. Pria yang mengalami kondisi ini akan cenderung menjadi feminin dan dapat mengalami pengecilan alat kelamin dalam jangka panjang.

Berdasar data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2010, cemaran bahan kimia menempati urutan ketiga sebagai agen penyebab keracunan pangan yakni sebesar 19,13. Urutan pertama ditempati mikrobiologi.

Kutipan dari :http://www.gentongmas.com/berita/835-hati-hati-makanan-berpestisida-bisa-bikin-pria-berubah-kelamin.html